Jumat, 13 April 2012

cara membuat pakan fermentasi

PEMBUATAN JERAMI PERMENTASI

Lembar informasi pertanian (Liptan) IP2TP Mataram No. 02/Liptan/2000
Diterbitkan oleh: Instalasi Penelitian dan Pengkajian teknologi Pertanian
Mataram Kotak Pos 1017, Telp. (0370) 671312, Fax. 671620

Juli 2000

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

PENDAHULUAN

Jerami padi merupakan salah satu limbah pertanian yang cukup besar jumlahnya
dan belum sepenuhnya dimanfaatkan. Produksi jerami padi bervariasi yaitu dapat
mencapai 12-1 5 ton per hektar satu kali panen, atau 4-5 ton bahan kering
tergantung pada lokasi dan jenis varietas tanaman yang digunakan.

Berbagai upaya boleh dilakukan untuk meningkatkan kualitas jerami padi, baik
dengan cara fisik, kimia maupun biologis. Tetapi cara-cara tersebut biasanya
disamping mahal, juga hasilnya kurang memuaskan. Dengan cara fisik misalnya,
memerlukan investasi yang mahal; secara kimiawi meninggalkan residu yang
mempunyai efek buruk sedangkan dengan cara biologis memerlukan peralatan yang
mahal dan hasilnya kurang disukai ternak (ban amonia yang menyengat).

Cara baru yang relatif murah, praktis dan hasilnya sangat disukai ternak
adalah fermentasi dengan menambahkan bahan mengandung mikroba proteolitik,
lignolitik, selulolitik, lipolitik dan bersifat fiksasi nitrogen non simbiotik
(contohnya: starbio, starbioplus, EM-4 dan lain-lain).

1. Bahan.
- Jerami : 1 ton
- Urea : 6 kg
- Starbio atau bahan sejenis : 6 kg
- Air : Secukupnya

2. Tempat
Ada naungan/atap terhindar dari hujan dan sinar matahari langsung.

3. Cara Pembuatan
- Jerami kering panen dilayukan selama ± 1 hari untuk mendapatkan kadar air
mendekati 60%, dengan tanda-tanda jerami kita remas, apabila air tidak
menetes tetapi tangan kita basah berarti kadar air mendekati 60%.

- Jerami yang sudah dilayukan tersebut dipindahkan ke tempat pembuatan
dengan cara ditumpuk setebal 20-30 con (boleh diinjak-injak) kemudian
ditaburkan urea, bahan pemacu mikroorganisme (starbio atau bahan sejenis)
dan air secukupnya kemudian ditumpuk lagi jerami seperti cara di atas
sehingga mencapai ketinggian ± 1,5 m.

- Tumpukan jerami dibiarkan selama 21 hari (tidak perlu dibolak-balik).

- Setelah 21 hari tumpukan jerami dibongkar lalu diangin-anginkan atau
dikeringkan.

- Jerami siap diberikan pada ternak atau kita stok dengan digulung, dibok dan
disimpan dalam gudang.

- Tahan disimpan selama ± 1 tahun

********************************************
Milis ini disponsori juga oleh Penerbit Boki Cipta Media
Penerbit buku best seller dan kontroversial:
“Janji & Komitmen SBY-JK Ternyata Hanya Angin?”
Lihat videonya dan dapatkan bukunya di:
http://janjisbyjk.blogspot.com/
Buruan sebelum kehabisan!!
Simak testimoni dari : Musdah Mulia, Sys NS, Usman Hamid,
Ratna Sarumpaet, Farhat Abbas, Ratih Sanggarwati
Wimar Witoelar, dan tokoh terkenal Indonesia lainnya.
********************************************

4. Catatan
Dalam membuat jerami fermentasi tidak perlu ditutup. Apabila membuat jerami
fermentasi dalam jumlah sedikit tumpukan jerami bisa ditutup dengan sehelai
karung goni.
Selain jerami, bahan lain yang bisa di fermentasi untuk makanan ternak antara
lain: alang-alang, pucuk tebu dll. Alang-alang dibuat fermentasi dengan
dilayukan terlebih dahulu dan harus dipotong-potong antara 5-10 cm (bahan sama
yaitu starbio dan urea).

Fungsi urea pada proses pembuatan fermentasi adalah sebagai pensuplai NH3, ini
digunakan sebagai sumber energi bagi mikrobia dalam poses fermentasi. Jadi
disini urea tidak sebagai penambah nutrisi pakan. Bisa juga dikatakan sebagai
katalisator dalam proses fermentasi.

5. Perbedaan Amoniasi dan fermentasi

Amoniasi:
Yaitu suatu poses perombakan dari struktur keras menjadi struktur lunak (hanya
struktur fisiknya) dan penambahan unsur N saja.

Fermentasi:
Yaitu proses perombakan dari struktur keras secara fisik, kimia dan biologis
sehingga bahan dari struktur yang komplek menjadi sederhana, sehingga daya cerna
ternak menjadi Iebih efisien.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar