Jumat, 13 April 2012

pakan kambing cepat gemuk dan sehat

Masalah pakan ternak memang menjadi pertimbangan utama jika ingin usaha di bidang peternakan
Ketersediaan pakan sepanjang tahun merupakan persyaratan mutlak bagi kelangsungan usaha peternakan. Biaya untuk menyediakan pakan ini menempati porsi terbesar dalam biaya produksi, mencapai 60-80%.Besarnya biaya tersebut ditentukan oleh jenis dan bangsa ternak yang dikembangkan. Ternak ruminansia seperti sapi, kerbau, domba, dan kambing merupakan ternak herbivora yang memiliki sistem pencernaan yang berbeda dengan ternak nonruminansia (unggas dan babi). Sistem pencernaan ternak ruminansia dapat memanfaatkan pakan berserat tinggi.
Oleh karena itu, ternak ruminansia dapat mengkonsumsi pakan hijauan dalam jumlah yang banyak, seperti vegetasi alami, hijauan introduksi,
dan produk samping pertanian. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki produk samping pertanian yang cukup banyak dan tersedia sepanjang tahun. Namun, pemanfatan produk samping pertanian tersebut untuk bahan pakan ternak ruminansia belum optimal. Penyebabnya adalah kurang disukai ternak dan kualitas gizinya rendah, sementara pakan hijauan lain masih banyak tersedia terutama dari vegetasi alami. Namun
demikian pada musim kemarau, ketersediaan vegetasi alami makin berkurang sehingga perlu diupayakan pemanfaatan sumber pakan lain seperti produk samping pertanian. Jerami padi merupakan salah satu produk samping pertanian yang tersedia cukup melimpah. Namun, jerami padi tergolong bahan pakan yang berkualitas rendah, karena kandungan protein kasarnya rendah sementara kandungan serat kasarnya tinggi. Oleh karena itu, penelitian dan pengembangan terus dilakukan untuk meningkatkan kualitas jerami padi agar dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan secara optimal, terutama untuk ternak ruminansia. Balai Penelitian Ternak (Balitnak) di Ciawi, Bogor telah berhasil meningkatkan nilai gizi jerami dengan cara yang sederhana, yaitu fermentasi dan amoniasi

Proses Pembuatan Jerami Padi Fermentasi
Fermentasi dan amoniasi jerami dimaksudkan agar kualitas biomassa/ jerami padi meningkat dan dapat disimpan lebih lama. Pembuatan jerami
padi fermentasi dilakukan secara terbuka selama lebih kurang 21 hari. Proses fermentasi dilakukan di bawah naungan agar terhindar dari hujan dan sinar matahari langsung.

Proses fermentasi dilakukan dua tahap, yaitu tahap fermentasi serta tahap pengeringan dan penyimpanan. Agar proses fermentasi
berlangsung dengan baik perlu ditambahkan urea, sedangkan untuk
membantu memecahkan komponen serat yang terdapat dalam jerami
dapat ditambahkan probion (salah satu produk Balitnak). Setiap 1 ton
jerami segar memerlukan urea dan probion masing-masing 2,5 kg.
Jerami padi yang baru dipanen (mengandung air 60%) dikumpulkan
pada suatu tempat yang telah disediakan. Jerami ditimbun setinggi
±20 cm, selanjutnya ditaburi urea dan probion, ditumpuk lagi
sampai tinggi tumpukan sekitar 3 m. Tumpukan jerami dibiarkan selama
21 hari agar proses fermentasi berlangsung dengan baik.
Setelah melewati tahap fermentasi, jerami dikeringkan di bawah
sinar matahari atau dianginkan pada tempat yang terbuka. Jerami
padi fermentasi yang telah kering dapat dimanfaatkan sebagai bahan
pakan dasar pengganti rumput untuk sapi, kerbau, kambing dan domba.
Sisanya disimpan pada tempat yang terlindung. Jerami kering ini
dapat disimpan hingga 3 bulan. Proses pembuatan jerami padi fermentasi
cukup sederhana, mudah dan murah sehingga dapat diaplikasikan
di tingkat petani-ternak di pedesaan.

Nilai Gizi dan Pemanfaatannya
Jerami padi yang telah difermentasi memiliki penampakan warna
kecoklat-coklatan dan tekstur lebih lunak. Kandungan zat gizinya juga
lebih tinggi dibanding jerami tanpa fermentasi, serta lebih disukai ternak. Berdasarkan hasil penelitian,jerami padi fermentasi memiliki nilai gizi hampir sebanding dengan rumput gajah.
Pemeliharaan sapi perah dengan memanfaatkan jerami padi
fermentasi dan dedak padi sebagai pakan memberikan keuntungan sekitar
Rp11.000/ekor/hari dari penjualan susunya saja. Dengan teknologi
ini, seekor sapi perah yang memproduksi susu 8-10 liter/hari
hanya memerlukan biaya pakan senila penjualan 3 liter susu. Pemanfaatan
jerami padi fermentasi sebagai ransum dasar untuk sapi
potong telah banyak diaplikasikan dan cukup menjanjikan

Sumber:
Haryanto B.Jerami Padi Fermentasi Sebagai Ransum Dasar Ternak Ruminasia.
Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Vol.25 No.3 Tahun 2003.

3 komentar: